Rabu, 13 Oktober 2010

Dengan Kekasihku






Aku memang masih bodoh dalam cinta. Aku sendiri tidak bisa menafsirkannya secara gamblang. Yang jelas, aku menyukai rasanya ketika aku tersenyum dan tertawa bahagia. Dan aku tetap punya sejuta alasan untuk bahagia, bahkan dalam tangisnya pun.

Kemarin aku jujur pada priaku tersayang..

Beberapa belakangan ini, ada sosok lain yang sering mencekik leherku hingga membuat ku sulit bernafas.
Ya.. Dia adalah pria pengelana itu..

Dia dulu pernah dekat denganku, dan kemudian menjauh dariku. Dan kini ia datang kembali tuk selesaikan apa yang masih mengganjal di hatiku mengenai kedekatan singkat kami waktu lalu. Diam-diam, aku bingung. Aku justru membisu saat dia meneleponku, untuk menjelaskan semua yang tidak kupahami. Padahal justru dulu, aku sangat menantikan moment ini.

Moment dimana aku bisa meneriaki dirinya mengenai betapa kecewanya aku saat itu. Namun kini?
Buat aku itu bukan  yang utama. Aku tak  peduli lagi tentang rasa duluku padanya, aku hanya ingin bisa bersikap normal di hadapannya.

Berulang kali ku katakan pada diriku, yang aku sayang adalah kekasihku, bukan dia. Karna memang begitu adanya. Dengan dia mungkin aku hanya merasa penasaran pada jiwa mudanya yang bebas cenderung radikal, yang membuatku lebih open minded setelah mengenalnya. Namun dengan kekasihku, aku tidak merasa aku hanya akan bermain-main sejenak..

Dengan kekasihku, aku merasa sangat nyaman.
Dengan kekasihku, aku bebas menjadi diriku.
Dengan kekasihku, aku dapatkan apa yang aku cari.
Dengan kekasihku, aku tahu aku tidak membuang-buang waktu.
Dengan kekasihku, aku belajar apa itu hidup dan cinta di dalamnya.
Dengan kekasihku, aku yakin, aku bisa membangun sesuatu yang lebih indah dari sekarang..

Kekasihku tak pernah menjanjikan apapun atau memastikan apapun, tapi aku yakin dengannya..
Dan tak melintas sedikit pun untuk melepasnya..

Jujur kasihku, aku sangat bersyukur memilikimu..
Terimakasih karna tidak mengomeliku, walau aku tahu betapa kecewanya kamu padaku..
Terimakasih atas sabar yang memenuhi kata-katamu padaku..
Terimakasih atas segalanya..
Maafkan atas segala khilafku..
Sungguh, beruntungnya aku memilikimu..

Aku hanya hawa kecil yang baru mengenal adam. Tuntun aku agar tak salah langkah..
Aku harap kamu yang diutus penciptaku tuk dampingi aku selalu..
Tuk menuntunku, membimbingku, menjagaku dalam hidupku..

Aku kan berusaha tuk jadi yang lebih baik.
Aku kan berusaha tuk jadi yang terbaik.
Dan aku tidak hanya sekedar berusaha.
Karna kan kubuktikan padamu, aku bisa jadi pilihan terakhir terbaik untukmu..
Karna priaku, kekasihku, yang ku sayang..
Cuma kamu, yang aku mau, bukan yang lain..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar