Rabu, 11 Agustus 2010

PENGELANA INGUSAN, PENGELANA HIDUP



Berkelana dari satu gubuk ke gubuk, dari satu istana ke satu istana.
Bermusafir dari satu kampung ke kampung, dari satu kota ke kota.

Dua anak manusia menjadi pelopornya.
Mereka kumpulkan bocah-bocah yang terpencar menjadi utuh.

Dua anak manusia menjadi perintisnya.
Mereka satukan bocah-bocah yang berbeda menjadi satu.

Dari dua kini menjadi sepuluh.
Dari sepuluh menjadi duapuluh.
Dari duapuluh menjadi tigapuluh.
Dari tigapuluh menjadi empatpuluh.
Dan dari empatpuluh menjadi satu ruangan penuh imaji.

Tubuh kami, pengelana ingusan.
Mungkin masih suka ingusan.
Tapi kami bukan anak ingusan.
Tak percaya?
Belah saja jiwa kami.
Lalu perhatikan jiwa kami dengan seksama.
Jiwa kami, pengelana tertempa.
Ditempa pengalaman.
Kami menyatu bersama menjadi sekelompok pengelana hidup.
Pengelana hidup berkartu pelajar lapangan.
Pelajar lapangan yang belajar dari kondisi nyata.
Kami belajar meliar bersama, menyeka ingus bersama.
Mencicipi asinnya ingus.
Asamnya keringat.
Dan manis pahit coklat kehidupan.
Bersama mencoba mengartikan setiap rasa itu di setiap petualangan kami.
Kami tertempa, kami bermetamorfosa.



Ditulis untuk LIAR CREW,
salah satu bagian terpenting dalam tubuh hidupku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar